Rabu, 04 April 2012

Jamur empus besenuen Bako
Sejumlah proses harus dilalui setelah tanaman tembakau dipanen daunnya seperti yang dilakukan oleh keluarga Arsyadi, warga Toweren Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah, Senin (4/3/2011)
Daun-daun yang baru i angkap (dipanen) diperam selama 4 hari, lalu di cebek atau nulen, sebuah proses pemisahan tulang-tulang daun. Selanjutnya dengan peralatan Jangka dan Lopah (pisau) dilakukan neles atau nyincang.
Muneles
Daun tembakau yang telah dicincang lalu di tetir (netir) atau disusun keatas ancak atau silih (wadah jemur) terbuat dari bambu atau pelu (pohon rawa).
Harga tembakau yang siap dijual berkisar ribu antara Rp.30 ribu sampai Rp.50 perkilogramnya.
Munetir
Perhektar lahan, bisa menghasilkan lebih kurang  40 kg tembakau kering dengan menghabiskan waktu 7 bulan. Satu bulan dipembibitan dan 6 bulan dilahan. (aman zaghlul)
Mujemur

Panen dan Pascapanen dalam Budidaya Tembakau

May.30, 2010 in Pengetahuan Umum, Usaha Perkebunan
Panen dan Pascapanen
Waktu panen dan cara penanganan pasca panen tembakau sangat tergantung pada jenis tembakaunya. Berikut diuraikan pemanenan dan penanganan pasca panen beberapa jenis tembakau yang diusahakan di Indonesia.
Tembakau Burley BAT Bondowoso
Umur Panen
Kriteria waktu panen tembakau dapat dilihat dari gejala tingkat kematangan daun di pohon sebagai berikut
  • Daun bawah (3-4 lembar) mendekati kehijau-hijauan dan gagangnya keputih-putihan.
  • Daun tengah (4-6 lembar) berwarna “kuning kenanga”.
  • Daun atas (6-9 lembar) dan daun pucuk (4-7 lembar) telah matang benar.
Cara Pemetikan
Pemetikan daun tembakau Burley dilakukan dengan dua cara yaitu petik biasa (reaping) dan tebang batang ( stalk cutting). Reaping dilakukan dengan memetik daun-daunya saja, sedangkan stalk cutting dilakukan dengan menebang batang tembakau beserta daunnya tepat pada pangkal batang.
Untuk mendapatkan hasil yang tinggi tembakau burley biasanya diperlakukan reaping paling banyak dua kali dan selanjutnya stalk cutting. Pemetikan pertama daun tembakau Burley dilakukan pada saat tanaman berumur 65-70 har, dengan jumlah daun yang dipetik 2-3 lembar. Stalk cutting dilakukan apabila daun pucuk kelihatan sudah cukup tua (berwarna kuning) dengan umur tanaman 90-100 HST.
Saat pemetikan (pagi, siang dan sore) berpengaruh terhadap kualitas daun tembakau. Saat pemetikan tembakau burley yang baik adalah pada pagi hari.
Sortasi Pendahuluan
Sortasi pendahuluan dilakukan terhadap daun hijau tembakau Burley untuk memisahkan daun yang agak muda (immature), daun kurang tua (unripe), daun tua (ripe) dan daun yang rusak. Sortasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan proses pengeringan, memudahkan grading setelah pengeringan, memudahkan penentuan harga jual dan memudahkan pemasaran.
Pengeringan (Curing)
Dalam pengeringan dilakukan penurunan kadar air dari 80 – 90%. Selama pengeringan terjadi proses aging yaitu pembentukan warna dan pengeringan. Pengeringan dilakukan di dalam Los. Tembakau Burley ini termasuk ke dalam jenis pengeringan air cured. Pengeringan dilakukan selama ± 22 hari sampai diperoleh krosok yang baik. Setelah itu krosok diunting (diikat beberapa lembar krosok) kemudian dipak/dibal dengan bobot 1 bal 50 – 60 kg dan dibungkus dengan tikar.
Tembakau Cerutu Vorstenlanden
Pemetikan
Pemetikan daun dilakukan secara bertahap, kriteria tanaman siap dipanen yaitu setelah tanaman berumur 50 hari, 60 – 70% dari populasi telah membentuk kuncup bunga, warna daun “menongo bener” (hijau seperti bunga kenanga), sudut daun telah melebar atau merunduk daun mudah dipetik dan tanaman dalam kondisi segar. Jenis dan banyaknya daun yang akan dipetik terdiri dari : 2 lembar daun tanah/pasir (DT), 6 lembar daun koseran pertama (DKP) 10 lembar daun koseran atas (DKA), 4 lembar daun madya pertama (DMP) 6 lembar daun madya tengah (DMT) dan 4 lembar daun madya atas (DMA).
Pemetikan dilakukan pada pukul 06.00 – 08.00 pagi secara manual, pemetikan pada pagi hari akan menghasilkan krosok yang berwarna lebih cerah daripada sore hari.
Pengeringan
Pengeringan tembakau cerutu Vorstenlanden pada prinsipnya menggunakan sistem air curing. Tembakau dikeringkan di dalam Los dengan tinggi bangunan sekitar 12 m. Pada bagian atap dan dinding terdapat jendela yang berfungsi untuk mengatur kelembaban udara di dalamnya. Pada malam hari bila kelembaban udara terlalu tinggi, jendela ditutup dan dilakukan pengomprongan (pengeringan buatan dengan bahan sekam, kayu, atau briket batubara). Pada siang hari jendela dibuka agar kelembaban dalam ruang pengering tersebut turun. 1 Los (bangunan pengering) terdiri dari 30 kamar yang mampu menampung 2.100 dolok (1 dolok terdiri dari 50 lembar daun). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Los pengering adalah sortasi, sunduk, pendolokan dan penyusunan daun, penaikan dan pelolosan.
Setelah pengeringan dilakukan fermentasi yaitu proses biokimiawi yang melibatkan sejumlah enzim yang terdapat dalam krosok terhadap sulfat atau senyawa protein dan polisakarida. Dalam proses fermentasi terjadi perubahan-perubahan seperti penurunan berat 6-18 %, pembebasan tanah, penyerapan udara, pembebasan CO2, Pembebasan NH3 dan penurunan kadar air 14 – 20 %. Fermentasi juga menyebabkan terbentuknya aroma, warna krosok menjadi lebih gelap dan merata serta teksturnya lebih halus. Setelah fermentasi krosok kemudian disusun dalam tumpukan atau stapel berukuran 4 m x 5 m dengan berat 2 -2,5 ton. Stapel kemudian ditutup rapat sampai suhunya mencapai 42 – 430C. Selanjutnya krosok dipak dalam satu bal dengan berat 80 kg dengan ukuran panjang 100 cm lebar 70 cm dan tinggi 22 cm. Untuk penyimpanan di gudang dilakukan fumigasi untuk mencegah serangan serangga gudang dengan insektisida Phostoxin dengan dosis 0,75 tablet/m3 setiap 40 hari sekali.
Tembakau Rajangan Temanggung
Panen dilakukan secara bertahap, pemetikan daun sebanyak 5 – 8 kali tergantung kemasakan dan jumlah daun. Saat panen biasanya dimulai apabila sudah ada berita tentang dimulainya pembelian tembakau rajangan oleh pabrik rokok atau gudang mulai buka. Panen daun tembakau dilakukan 10 – 15 hari sebelum awal pembelian tembakau rajangan. Pemetikan daun dimulai dari bawah, dipetik 2 – 3 lembar daun setiap kali petik. Daun yang siap panen ditandai oleh perubahan warna daun, dari hijau menjadi kuning kehijauan, warna tulang daun putih/hijau terang, tepi daun mengering, permukaan daun agak kasar dan tangkai daun mudah dipatahkan. Waktu panen pagi hari setelah embun menguap sampai siang hari. Apabila waktu panen turun hujan, maka daun yang cukup matang segera dipetik atau ditunda 6-8 hari. Daun yang telah dipetik segera diproses atau diolah menjadi tembakau rajangan. Pengolahan tembakau rajangan terdiri dari 3 tahap kegiatan, yaitu Pemeraman, perajangan dan penjemuran.
Sebelum diperam, daun tembakau disortasi agar diperoleh daun hijau yang ukurannya seragam. Pemeraman dilakukan dengan cara mengatur daun, yaitu didirikan di rak pemeraman. Lamanya pemeraman tergantung dari posisi daun pada batang. Daun koseran ( daun bawah), lama pemeraman 1-2 malam (24 – 48 jam) dengan warna daun peraman hijau-kekuningan. Daun tengah memerlukan waktu peraman 3 – 5 malam (72-120 jam) dengan warna peraman hijau kekuningan sampai kuning merata. Sedangkan daun tengah yang tebal dan daun atas memerlukan waktu peraman 4 – 7 malam (96 – 168 jam) dengan warna daun peraman kuning merata sampai kuning kemerahan.
Setelah daun tembakau diperam, selanjutnya dilakukan perajangan. Perajangan dimulai pada tengah malam sampai pagi dengan tujuan hasil rajangan dapat segera dijemur pada pagi harinya. Tebal irisan (rajangan) daun tembakau temanggung antara 1.5 mm – 2.0 mm, pisau yang digunakan untuk merajang harus selalu tajam agar hasil rajangannya baik dan seragam. Setelah daun tembakau dirajang, kemudian tembakau rajangan dicampur merata (digagrak) dan diratakan di atas “widig” atau “rigen” untuk dijemur.
Penjemuran hasil rajangan harus kering dalam 2 hari, tergantung panas matahari. Pada hari pertama rajangan di balik apabila lapisan atas sudah cukup kering, pekerjaan ini dilakukan kira-kira pukul 10.00 – 11.00. Pada malam harinya, rajangan diembunkan untuk memperoleh warna hitam. Pada hari kedua, penjemuran dimulai pada siang hari sampai rajangan tembakau lemas kembali. Setelah rajangan tersebut kering, kemudian dimasukkan kedalam keranjang bambu. Di dalam satu keranjang berisi tembakau rajangan yang sama mutunya. Selanjutnya tembakau rajangan siap dijual ke “gudang perwakilan pabrik rokok” atau kepada “tengkulak pengumpul”.
Manfaat Dan Tahapan Proses Pengolahan Daun Tembakau Di Koperasi Kareb
Tembakau dari petani walau telah mengalami pengeringan dalam oven atau cara lain, masih mengandung kadar air yang belum menentu dan tidak merata, sehingga sangat riskan apabila disimpan lama. Penyimpanan tersebut bertujuan agar terjadi fermentasi atau ageing. Terlalu tinggi kadar air atau moisture content (MC), berakibat timbulnya cendawan pada tembakau, bahkan bisa busuk sehingga mengalami kerugian material. Sedang apabila MC terlalu rendah, ageing memakan waktu lama sehingga mengalami kerugian waktu dan biaya.
Koperasi KAREB siap membantu memecahkan masalah tersebut dengan pola :
  • Redrying atau mengeringkan ulang.
  • Threshing & Redrying atau memisahkan daun dengan gagang dan selanjutnya mengeringkan ulang
“Dengan proses pengeringan tsb. tembakau bisa mendapat-kan kadar air yang tepat, mematikan lasioderma, meningkat-kan aroma, aman dalam penyimpanan jangka panjang
Unit Redrying
(eks Perum Pengeringan Tembakau Bojonegoro berdiri sejak tahun 1970) Tembakau akan diproses melalui tahapan sebagai berikut :
  • Feeding & Blending. untuk pengisian tembakau kedalam alur mesin dan blending tembakau dari berbagai grade. Di meja blending bisa dilaksanakan juga pemotongan pangkal daun atau butting.
  • Conditioning Untuk melembabkan tembakau agar tidak rapuh dan bisa menimbulkan aroma
  • Picking tables. Untuk pemilihan foreign materials (FM), tembakau yang off grade dan off type
  • Lamina & Strips Re-dryer. atau pengeringan ulang menurunkan kadar air tembakau menjadi lebih kering dan merata dimana akan timbul aroma tembakau yang baik, serta bisa mematikan hama tembakau
  • Cooling atau pendinginan. Salah satu tahap dari proses redrying
  • Reordering. Disini tembakau ditambah kadar airnya agar tercapai target yang diinginkan.
  • Packing. Disini dilakukan pengemasan dan pem-bungkusan tembakau bisa berbentuk bal, carton atau bag dan sebagainya.
Unit Threshing
Berdiri sejak th 1980 Tembakau akan diproses melalui tahapan sebagai berikut :
  • Feeding & Blending. untuk pengisian tembakau kedalam alur mesin dan blending tembakau dari berbagai grade. Pada meja blending bisa dilaksanakan juga pemotongan ujung daun atau tipping dan pangkal daun atau butting.
  • Conditioning. untuk melembabkan tembakau baik tip (ujung daun) maupun butt (pangkal daun) agar tidak rapuh dan bisa menimbulkan aroma
  • Picking tables. Untuk pemilihan foreign materials (FM), tembakau yang off grade dan off type
  • Reconditioning. Agar tembakau menjadi lembab sehingga tidak hancur pada waktu melalui mesin thresher.
  • Threshing. dimana tembakau dipisahkan antara tulang daun atau biasa disebut stem dengan helai daunnya atau biasa disebut lamina. Threshing yang baik yaitu apabila proses pemisahan tersebut tidak menyebabkan kehancuran dari tembakau.
  • Classifying. Yaitu mengeluarkan lamina dari produk threshing
  • Lamina & Strips Re-dryer. atau pengeringan ulang menurunkan kadar air tembakau menjadi lebih kering dan merata dimana akan timbul aroma tembakau yang baik, serta bisa mematikan hama tembakau.
  • Cooling atau pendinginan. Salah satu tahap dari proses redrying
  • Lamina packing. Disini dilakukan pengemasan lamina atau leaf bisa bentuk bal, carton atau bag
  • Stem Dryer. Digunakan mengeringkan stem secara tersendiri sesuai dengan target MC untuk stem. Kemasan stem bisa bentuk carton atau kantong tikar. sesuai dengan permintaan pelanggan
  • Fumigasi, bisa dilakukan digudang kami. Biasanya sebelum tembakau diekspor terlebih dahulu dilakukan fumigasi.
  • Pada unit threshing, kecuali mengerjakan threshing bisa juga dilakukan proses redrying

Tidak ada komentar:

Posting Komentar