Dunia usaha dan bisnis di dalam negeri akhir-akhir ini diwarnai
berbagai aksi korporasi perusahaan kelas atas. Terlebih sorotan atas
berbagai aksi ekspansi dan akuisisi perusahaan asing, khususnya sektor
perbankan, yang menggempur kekuatan perbankan nasional. Aksi korporasi
perusahaan asing tersebut menjadi tantangan sekaligus bagian dari ujian
ketangguhan perusahaan nasional di kandang sendiri.
Tentunya, kita tidak ingin menjadi jago kandang. Di tengah
serbuan aksi korporasi perusahaan asing di dalam negeri, masih ada
secercah harapan menunjukkan kekuatan perusahaan nasional di panggung
internasional. Perusahaan-perusahaan merah putih baik swasta maupun
milik pemerintah (Badan Usaha Milik Negara) mulai gencar menjajal
kekuatannya di negeri orang.
Dari sektor perbankan, Bank Negara Indonesia (BNI) mulai
menjejakkan kakinya di negara-negara kawasan Asia seperti Tokyo,
Singapura, Arab Saudi dan Hongkong. Selain itu juga Eropa dan Amerika
Serikat seperti di London dan New York. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
menjajal kekuatannya di New York, Cayman Island, dan Hongkong dengan
membuat kantor perwakilan di tempat-tempat tersebut.
Bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri semakin gencar melakukan
ekspansi ke negeri tetangga. Setidaknya, Bank Mandiri sudah memiliki
perwakilan di George Town, Shanghai-China, Hongkong, Singapura, Timor
Leste, dan London. Sementara bank lainnya yakni Bank Jabar Banten dan
Bank BNI Syariah masih dalam daftar antrian menjalankan aksi ekspansi.
Bank Jabar Banten berencana menguji ketangguhan usahanya di Malaysia dan
beberapa negara Timur Tengah.
Tidak hanya sektor perbankan yang mencoba unjuk gigi di negeri
orang, perusahaan yang bergerak di sektor properti pun tidak mau kalah.
Ketua Real Estate Indonesia Setyo Maharso menyebutkan bahwa banyak
anggota REI yang sudah melebarkan sayapnya menggarap proyek-proyek di
negara-negara kawasan Asia seperti di China, Myanmar, Vietnam, Kamboja.
"Kita disana membangun perumahan sama mall (pusat perbelanjaan).
Ekspansi bisnis ini murni kerja REI sendiri tidak ada bantuan dari
pemerintah," ungkap Setyo saat berbincang dengan merdeka.com, beberapa
waktu lalu.
Salah satu alasannya melakukan ekspansi adalah prospek yang cukup
bagus di negeri tetangga. Setidaknya, aksi ekspansi
perusahaan-perusahaan sektor properti sudah dilakukan sejak lima tahun
lalu.
Perusahaan yang bergerak di sektor energi, mineral dan gas
(migas) tidak ingin tertinggal dari sektor lain yang telah melakukan
ekspansi. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah menyusun aksi ekspansi
dengan mengincar 8 blok minyak dan gas baru di luar negeri. Saat ini,
PHE telah memiliki tujuh blok migas di luar negeri yang bermitra dengan
perusahaan migas asing. "Memang target kami ada delapan, di antaranya
blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam," ujar Dirut
Pertamina PHE Salis Aprilian.
Strategi melebarkan usaha ke luar Negeri yang dilakukan
perusahaan tentu mempunyai alasan-alasan tersendiri. Salah satunya
adalah memperluas basis konsumen. Pertimbangan tersebut menjadi dasar
perusahaan asing membidik Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar.
Beberapa perusahaan berbendera Indonesia juga mencoba masuk pasar China
dengan pertimbangan yang sama, yakni kekuatan konsumsi yang besar.
Alasan lain tentu tidak bisa dilepaskan dari perhitungan efisiensi biaya
dan laba yang besar.
Persaingan yang semakin ketat di dalam negeri juga bisa menjadi
stimulus yang mendorong perusahaan nasional mencari wilayah jajahan baru
di luar negeri. Selain itu, dengan go internasional, image atau citra
sebuah perusahaan tentu akan naik derajat di mata masyarakat dan
konsumen. Masyarakat akan memberikan apresiasi yang baik terhadap
perusahaan tersebut.
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menyebutkan, aksi
ekspansi perusahaan di dasarkan atas motivasi yang berbeda-beda.
"Ekspansi ke luar itu kan strategi bisnis masing-masing perusahaan.
Kalau untuk perbankan mereka mau perluas jaringan, tapi kalau telkom
mungkin karena pasar Indonesia cenderung sudah jenuh. Untuk kendala saya
pikir itu tergantung perusahaannya, ada yang memang terkendala modal,
tergantung dari sudut mana lihatnya," jelas Ito.
Ekspansi merupakan langkah penting dan strategis, terlebih
didasarkan pada ambisi untuk berkembang tidak hanya di dalam negeri,
tapi juga bertandang ke negara lain. Potensi perusahaan nasional diakui
cukup kuat sebagai modal dan pondasi kuat melancarkan aksi bisnis di
luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar