Kamis, 10 Mei 2012

Menjajal kekuatan merah putih di negeri orang

Dunia usaha dan bisnis di dalam negeri akhir-akhir ini diwarnai berbagai aksi korporasi perusahaan kelas atas. Terlebih sorotan atas berbagai aksi ekspansi dan akuisisi perusahaan asing, khususnya sektor perbankan, yang menggempur kekuatan perbankan nasional. Aksi korporasi perusahaan asing tersebut menjadi tantangan sekaligus bagian dari ujian ketangguhan perusahaan nasional di kandang sendiri.
Tentunya, kita tidak ingin menjadi jago kandang. Di tengah serbuan aksi korporasi perusahaan asing di dalam negeri, masih ada secercah harapan menunjukkan kekuatan perusahaan nasional di panggung internasional. Perusahaan-perusahaan merah putih baik swasta maupun milik pemerintah (Badan Usaha Milik Negara) mulai gencar menjajal kekuatannya di negeri orang.
Dari sektor perbankan, Bank Negara Indonesia (BNI) mulai menjejakkan kakinya di negara-negara kawasan Asia seperti Tokyo, Singapura, Arab Saudi dan Hongkong. Selain itu juga Eropa dan Amerika Serikat seperti di London dan New York.  Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjajal kekuatannya di New York, Cayman Island, dan Hongkong dengan membuat kantor perwakilan di tempat-tempat tersebut.
Bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri semakin gencar melakukan ekspansi ke negeri tetangga. Setidaknya, Bank Mandiri sudah memiliki perwakilan di George Town, Shanghai-China, Hongkong, Singapura, Timor Leste, dan London. Sementara bank lainnya yakni Bank Jabar Banten dan Bank BNI Syariah masih dalam daftar antrian menjalankan aksi ekspansi. Bank Jabar Banten berencana menguji ketangguhan usahanya di Malaysia dan beberapa negara Timur Tengah.
Tidak hanya sektor perbankan yang mencoba unjuk gigi di negeri orang, perusahaan yang bergerak di sektor properti pun tidak mau kalah. Ketua Real Estate Indonesia Setyo Maharso menyebutkan bahwa banyak anggota REI yang sudah melebarkan sayapnya menggarap proyek-proyek di negara-negara kawasan Asia seperti di China, Myanmar, Vietnam, Kamboja. "Kita disana membangun perumahan sama mall (pusat perbelanjaan). Ekspansi bisnis ini murni kerja REI sendiri tidak ada bantuan dari pemerintah," ungkap Setyo saat berbincang dengan merdeka.com, beberapa waktu lalu.
Salah satu alasannya melakukan ekspansi adalah prospek yang cukup bagus di negeri tetangga. Setidaknya, aksi ekspansi perusahaan-perusahaan sektor properti sudah dilakukan sejak lima tahun lalu.
Perusahaan yang bergerak di sektor energi, mineral dan gas (migas) tidak ingin tertinggal dari sektor lain yang telah melakukan ekspansi. PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah menyusun aksi ekspansi dengan mengincar 8 blok minyak dan gas baru di luar negeri. Saat ini, PHE telah memiliki tujuh blok migas di luar negeri yang bermitra dengan perusahaan migas asing. "Memang target kami ada delapan, di antaranya blok migas di Timur Tengah, Thailand, Myanmar, dan Vietnam," ujar Dirut Pertamina PHE Salis Aprilian.
Strategi melebarkan usaha ke luar Negeri yang dilakukan perusahaan tentu mempunyai alasan-alasan tersendiri. Salah satunya adalah memperluas basis konsumen. Pertimbangan tersebut menjadi dasar perusahaan asing membidik Indonesia yang memiliki jumlah penduduk besar. Beberapa perusahaan berbendera Indonesia juga mencoba masuk pasar China dengan pertimbangan yang sama, yakni kekuatan konsumsi yang besar. Alasan lain tentu tidak bisa dilepaskan dari perhitungan efisiensi biaya dan laba yang besar.
Persaingan yang semakin ketat di dalam negeri juga bisa menjadi stimulus yang mendorong perusahaan nasional mencari wilayah jajahan baru di luar negeri. Selain itu, dengan go internasional, image atau citra sebuah perusahaan tentu akan naik derajat di mata masyarakat dan konsumen. Masyarakat akan memberikan apresiasi yang baik terhadap perusahaan tersebut.
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito menyebutkan, aksi ekspansi perusahaan di dasarkan atas motivasi yang berbeda-beda. "Ekspansi ke luar itu kan strategi bisnis masing-masing perusahaan. Kalau untuk perbankan mereka mau perluas jaringan, tapi kalau telkom mungkin karena pasar Indonesia cenderung sudah jenuh. Untuk kendala saya pikir itu tergantung perusahaannya, ada yang memang terkendala modal, tergantung dari sudut mana lihatnya," jelas Ito.
Ekspansi merupakan langkah penting dan strategis, terlebih didasarkan pada ambisi untuk berkembang tidak hanya di dalam negeri, tapi juga bertandang ke negara lain. Potensi perusahaan nasional diakui cukup kuat sebagai modal dan pondasi kuat melancarkan aksi bisnis di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar