Sabtu, 14 Juli 2012

macam-macam tipe kepemimpinan

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

6. Tipe Kepemimpinan Populistis
 Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.

8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/

*TEORI KEPEMIMPINAN

1. Great-man Theory:
- Setiap jaman memiliki pemimpin besar. Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai & memimpin perubahan & menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat ke arah yang berlawanan (James, 1980)

2. Trait Theory:
- Pemimpin memiliki ciri-ciri kepribadian & karaktek yang berbeda dengan orang kebanyakan
- Contoh: kemampuan adaptasi terhadap situasi, kepekaan sosial,  ambisius, asertif, kooperatif, decisive, dapat diandalkan, keinginan untuk mendominasi, energik, percayadiri, resistance terhadap stres &  mau mengemban tanggung jawab

3.Situational Theory: 
-  Kepemimpian dipengaruhi oleh situasi dimana faktor-faktor tertentu dari situasi menentukan ciri-ciri pemimpin yang sesuai untuk situasi tersebut
- Munculnya pemimpin dalam suatu organisasi tergantung pada aspek karakteristik birokrasi, organisasi informal, karakteristik hubungan antara atasan bawahan, rancangan tugas yang  memungkinkan individu mencapai aktualisasi diri dan  aspek kesesuaian antara sasaran organisasi dengan  sasaran individual para anggotanya (Bennis, 1981)

4. PersonalSituational Theory:
- Situasi tidak memadai untuk memunculkan pemimpin, pemimpin perlu bantuan (rekayasa)  untuk dapat muncul
- Kepemimpinan dihasilkan oleh ciri kepribadian pemimpin, karakteristik kelompok dan  anggotanya dan kejadian yang dihadapi pada saat itu (Case, 1993)

5. Karakteristik Pemimpin (Field-DynamicLaw -Brown, 1936):
- Diakuis ebagai anggota kelompok
- Memiliki hubungan interpersonal yang kuat
- Beradaptasi dengan struktur hubungan yang sudah ada
- Memahami kearah aman struktur akan berubah
- Sadar bahwa makin kuat kepemimpinan maka makin tidak bebas si pemimpin itu sendiri

6. Psikoanalysis Approach:
- Perilaku kepemimpinan dengan mempelajari kanak-kanak  serta masa pertumbuhan pemimpin dalam keluarganya
- Figur ayah sebagai sumber imajinasi gaya kepemimpinan karena figur ayah merupakan sumber rasa  kasih sayang sekaligus rasa takut, perwujudan super ego & sebagai saluran emosional bagi rasa  frustasi dari para pengikutnya (Freud et all)

7. Psikoanalysis Approach:
- Pemimpin kharismatik muncul karena disamping kebesaran mereka pada saat yang tepat  orang-orang di sekelilingnya sedang membutuhkan pertolongan dan atau tempat bergantung (Kets de Vries, 1980)
- Hubungan pemimpin pengikut seperti anggota keluarga (ex: Mafia)

8. Political Approach:
- Teori politik secara implisit maupun eksplisit telah menjelaskan ciridan persyaratan pemimpin yang  diinginkan

9. Humanistic Approach:
- Pronsip demokrasi dan kebebasan individu
- Teori X & Teori Y (Mc. Gregor), dll

10. PathGoal Theory:
- Pemimpin akan berhasil apabila ia mampu menunjukkan kepada bawahannya apa yang akan  diperoleh sebagai reward dan juga jalur perilaku (path) yang  harus dilakukan bawahan untuk memperoleh reward tersebut (Jones, Evans, 1970)

11. Contingency Theory:
- Efektivitas pimpinan yang berorientasi pada tugas (taskoriented) atau berorientasi pada relasi  (relation oriented) akan bergantung pada corak tuntutan situasi (Fiedler)
- Corak tuntutan situasi ditentukan oleh baik atau tidaknya hubungan pimpinan-bawahan,  kompleksitas & kejelasan struktur tugas serta mudah-sulitnya tugas tersebut dilaksanakan

12. Leader Role Theory:
- Karakteristik individu & tuntutan situasi menyebabkan pimpinan dengan corak tertentu akan muncul
- Pemimpin bertindak & berperilaku terhadap apa yang diharapkan dari pimpinan dan  bagaimana persepsi pimpinan tentang peran yang harus dijalankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar